Dua kubu pemerintahan sedang saling mempertahankan argumen masing-masing.
Mahkamah Agung masih mempertahankan bahwa pelaksanaan Ujian Nasional harus dihentikan karena tidak ada dasar hukum nya, sementara Kementrian Pendidikan Nasional bersikeras untuk memperjuangkan agar Ujian Nasional tetap dilaksanakan.
Terkesan lucu memang, sesama instansi pemerintahan yang sama-sama (seharusnya) memperjuangkan nasib rakyat nya justru malah saling mempertahankan ego masing-masing seolah-olah mengesampingkan kepentingan rakyat.
Ujian Nasional digugat karena sistem yang diterapkan sangat tidak rasional, yaitu menjadikan Ujian nasional sebagai standard kelulusan sekolah.
Sangat jelas sistem ini sangat tidak fair.
Bagaimana bisa kelulusan seorang pelajar ditentukan oleh ujian beberapa mata pelajaran. Nasib para yang telah menimba ilmu ditentukan oleh tiga hari.
Mungkin niat pemerintah untuk melaksanakan Ujian Nasional adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, tapi seharusnya pemerintah memperhatikan unsur-unsur dari pendidikan itu sendiri.
Tiga unsur pendidikan yang harus dipenuhi adalah:
1. Unsur Pengetahuan (Knowledge)
2. Unsur Kecakapan (Skill)
3. Unsur Perilaku (Attitude)
Sekilas, Ujian Nasional memang bisa dijadikan sebagai standard kelulusan, tapi sebenarnya Ujian Nasional hanya mengukur kemampuan pelajar hanya dari satu unsur pendidikan yaitu Unsur Pengetahuan.
Walaupun dalam kenyataannya sering terjadi kecurangan-kecurangan yang mengakibatkan kemurnian Ujian Nasional tercoreng.
Sekarang bisa kita pikirkan secara logis bagaimana bisa, kualitas pendidikan di Indonesia semakin membaik dengan jalan ujian nasional yang hanya mengukur kemampuan siswa dari satu unsur pendidikan saja?
Unsur kemampuan dan perilaku juga seharusnya ikut diuji untuk menentukan apakah seorang pelajar itu berhak atau tidak untuk mendapatkan kelulusan.
Jadi, sebenarnya pemerintah (dalam hal ini khususnya Kementrian Pendidikan Nasional) dan Mahkamah Agung tidak perlu lagi saling mempertahankan ego nya.
Seharusnya mereka duduk bersama dalam satu forum untuk membahas apa tujuan ujian nasional sebenarnya dan jalan terbaik yang harus ditempuh.
Jalan Terbaik
Jalan terbaik untuk mengatasi hal ini sebenarnya pemerintah cukup mengganti sistem ujian nasional yang selama ini dilaksanakan.
Pemerintah tidak perlu lagi menjadikan Ujian Nasional sebagai penentu kelulusan (standard kelulusan).
Ujian Nasional akan lebih baik jika diselenggarakan untuk menguji kemampuan pelajar saja, sehingga para pelajar bisa melihat kemampuan dirinya secara murni, dan hal ini tentu saja berguna untuk menentukan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Penentuan kelulusan akan lebih baik jika diberikan kepada pihak sekolah, mengapa?
karena pihak sekolah bisa melihat kemampuan siswa nya secara fair. Kurang lebih selama tiga tahun sebenarnya pihak sekolah telah melakukan penilaian baik dari unsur pengetahuan, kemampuan maupun perilakunya sehari-hari, Sehingga kelulusan yang didapatkan memang hasil pengujian dari ketiga unsur pendidikan tersebut.
Jadi,pertanyaan "haruskah Ujian Nasional tetap diselenggarakan???" harus kita ganti menjadi "Haruskah Ujian Nasional tetap dijadikan standard kelulusan???"
Minggu, 29 November 2009
Sudah Saat nya Berbagi
Kemarin 27 Nopember 2009, pemerintah menetapkan sebagai jatuhnya hari raya Idul Adha.
Pesan moral dari hari raya idul adha sangatlah bagus, kita selaku manusia, yang sering disebut sebagai makhluk sosial harus saling berbagi.
Yang kaya peduli terhadap mereka yang kurang beruntung dan mereka bisa berbaur bersama.
Namun, Idul Adha sebenarnya hanya dijadikan sebagai simbolisasi saja, simbolisasi untuk saling berbagi antar sesama.
Hal yang paling penting adalah implementasi dari kepedulian dan saling berbagi dalam kehidupan nyata sehari-hari.
Konsep saling berbagi dan peduli sebenarnya bisa diimplementasikan dalam berbagai bentuk di kehidupan nyata.
Misalnya saja penerapan subsidi silang, kepedulian bagi mereka yang kurang beruntung bisa diterapkan melalui subsidi silang dari mereka yang diberi kelebihan kekayaan.
Contoh nyata nya:
misalkan saja penduduk negara kita mencapai 220 juta jiwa, dan 110 juta diantaranya adalah orang dewasa dan 50 % dari jumlah itu adalah mereka yang bisa dikatakan sebagai orang yang kondisi ekonomi nya sudah berkecukupan.
Berarti jumlah kasarnya adalah 55 juta jiwa.
Dengan jumlah itu sebenarnya pemerintah bisa membuat sekolah unggulan untuk orang yang kurang mampu secara finansial tapi memiliki prestasi yang cukup baik.
Pemerintah bisa memotong pajak penghasilan dari mereka yang berjumlah 55 juta orang sebesar Rp. 1000 tiap bulan, jadi bisa terkumpul uang sumbangan pendidikan sebesar Rp. 55.000.000.000 (terbilang: lima puluh lima miliar rupiah).
Bayangkan saja, dengan nominal yang begitu besar, cukup untuk menampung sekitar lima puluh ribu anak-anak.
Bisa dibayangkan, dengan berbagi sebesar seribu rupiah saja, sudah bisa menyekolahkan sekitar lima puluh ribu anak-anak.
Dan tentu saja akan meningkatkan kualitas pendidikan bangsa dan kualitas kehidupan bangsa ini.
Jadi, Mari Berbagi untuk Kehidupan yang Lebih Baik!
Pesan moral dari hari raya idul adha sangatlah bagus, kita selaku manusia, yang sering disebut sebagai makhluk sosial harus saling berbagi.
Yang kaya peduli terhadap mereka yang kurang beruntung dan mereka bisa berbaur bersama.
Namun, Idul Adha sebenarnya hanya dijadikan sebagai simbolisasi saja, simbolisasi untuk saling berbagi antar sesama.
Hal yang paling penting adalah implementasi dari kepedulian dan saling berbagi dalam kehidupan nyata sehari-hari.
Konsep saling berbagi dan peduli sebenarnya bisa diimplementasikan dalam berbagai bentuk di kehidupan nyata.
Misalnya saja penerapan subsidi silang, kepedulian bagi mereka yang kurang beruntung bisa diterapkan melalui subsidi silang dari mereka yang diberi kelebihan kekayaan.
Contoh nyata nya:
misalkan saja penduduk negara kita mencapai 220 juta jiwa, dan 110 juta diantaranya adalah orang dewasa dan 50 % dari jumlah itu adalah mereka yang bisa dikatakan sebagai orang yang kondisi ekonomi nya sudah berkecukupan.
Berarti jumlah kasarnya adalah 55 juta jiwa.
Dengan jumlah itu sebenarnya pemerintah bisa membuat sekolah unggulan untuk orang yang kurang mampu secara finansial tapi memiliki prestasi yang cukup baik.
Pemerintah bisa memotong pajak penghasilan dari mereka yang berjumlah 55 juta orang sebesar Rp. 1000 tiap bulan, jadi bisa terkumpul uang sumbangan pendidikan sebesar Rp. 55.000.000.000 (terbilang: lima puluh lima miliar rupiah).
Bayangkan saja, dengan nominal yang begitu besar, cukup untuk menampung sekitar lima puluh ribu anak-anak.
Bisa dibayangkan, dengan berbagi sebesar seribu rupiah saja, sudah bisa menyekolahkan sekitar lima puluh ribu anak-anak.
Dan tentu saja akan meningkatkan kualitas pendidikan bangsa dan kualitas kehidupan bangsa ini.
Jadi, Mari Berbagi untuk Kehidupan yang Lebih Baik!
Label:
argumen,
miki sunarman,
opini ku,
SMK 2 Sumedang
Minggu, 27 September 2009
Kalender Jadwal OFC Kelas 03 PWT
\
Kalender ini Sesuai dengan jadwal dari SAP Binusmaya dan Kalender Akademik Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2009 - 2010 Binus University
Keterangan:
* Jadwal OFC I MPP tidak dicantumkan karena ada perubahan oleh Dosen
** Jadwal Sewaktu-waktu bisa berubah, sesuai permintaan Dosen dan kesepakatan Kelas
Terima Kasih
Miki Sunarman
1201004784
Kalender ini Sesuai dengan jadwal dari SAP Binusmaya dan Kalender Akademik Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2009 - 2010 Binus University
Keterangan:
* Jadwal OFC I MPP tidak dicantumkan karena ada perubahan oleh Dosen
** Jadwal Sewaktu-waktu bisa berubah, sesuai permintaan Dosen dan kesepakatan Kelas
Terima Kasih
Miki Sunarman
1201004784
Senin, 27 April 2009
Gimana Ya????
Masih inget ga pelajaran yang nagsih tau kalo Matahari adalah salah satu bintang yang ada di galaksi kita yang luas??? dan bintang-bintang kecil di langit yang biasanya kerlap kerlip katanya mereka juga sama seperti matahari, cuma karena mereka jauh jadi kaya kecil, padahal ukuran mereka sama kaya matahari dan mereka juga memiliki planet-planet yang mengelilinginya.
barusan ga sengaja, sambil duduk di teras lantai atas, ngeliat bintang kecil di langit, trus karena inget yang tadi, jadi kebayang kalo sebenernya di bintang itu ada planet, kemudian ada planet yang dihuni oleh makhluk seperti kita, dan kebayang kalo mereka juga lagi liat bintang kecil di langit mereka, dan bintang itu adalah matahari,
kayanya seru ya kalo bisa pergi ke luar angkasa....
barusan ga sengaja, sambil duduk di teras lantai atas, ngeliat bintang kecil di langit, trus karena inget yang tadi, jadi kebayang kalo sebenernya di bintang itu ada planet, kemudian ada planet yang dihuni oleh makhluk seperti kita, dan kebayang kalo mereka juga lagi liat bintang kecil di langit mereka, dan bintang itu adalah matahari,
kayanya seru ya kalo bisa pergi ke luar angkasa....
Rabu, 08 April 2009
Contreng
My Beloved Indonesia,
Tomorrow, will be the first time election with new system. It's our party as civilian, We will determine the destiny of You for five years later, especially for the council.
It's impossible for You having all your civilian to elect their party because one or more things.
Actually I'm so sad, because I cant take a part on time moment.
I will be one of civilian that cant vote tomorrow!
But, I'm sure You will have better destiny!
I'm so sorry for this!
Your Civilian,
Tomorrow, will be the first time election with new system. It's our party as civilian, We will determine the destiny of You for five years later, especially for the council.
It's impossible for You having all your civilian to elect their party because one or more things.
Actually I'm so sad, because I cant take a part on time moment.
I will be one of civilian that cant vote tomorrow!
But, I'm sure You will have better destiny!
I'm so sorry for this!
Your Civilian,
Langganan:
Postingan (Atom)